Thursday, November 29, 2018

Aktivitas Sosial

Aktivitas sosial di lingkup Universitas Negeri Malang


https://drive.google.com/open?id=12Km26wUZu98CTStcqTTJ2mN04Zs9OuPb



METEOROLOGI KLIMATOLOGI





ATMOSFER





Objek Material Atmosfer

Atmosfer berasal dari bahasa Yunani, atmos = uap dan sphaira = bola. Maka atmosfer dapat di artikan sebagai selubung uap (gas) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi. Atmosfer dapat juga di artikan sebagai ruang yang berisi udara. Sifat-sifat atmosfer adalah sebagai berikut:
1.      Tidak berwarna, tidak berbau dan dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin. Pada kondisi tertentu tercium bau udara seperti harum, busuk, amis atau bau yang kurang sedap lainnya. Bau ini mengkondisikan atmosfer yang tidak normal atau kurang sehat.
2.      Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan mengkerut (volume) serta dapat bergerak atau berpindah.
3.      Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi. Transparan terhadap radiasi gelombang pendek tetapi tidak transparan terhadap radiasi gelombang panjang.
4.      Mempunyai massa sehingga mempunyai tekanan.



Komposisi Atmosfer Bumi
Atmosfer terdiri dari berbagai gas dan aerosol yang dapat membentuk partikel-pertikel padat dan cair yang disalurkan melalui udara. Gas-gas penyusun atmosfer ada yang konstan kadarnya dan ada yang selalu berubah-ubah. Gas-gas penyusun atmosfer yaitu nitrogen, oksigen, argon, helium, hidrogen, neon, xenon, uap air, karbondioksida, ozon dan polutan.

Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan, mulai dari lapisan paling bawah sampai lapisan paling atas. Lapisan tersebut didasarkan pada aspek fisik atmosfer. Lapisan atmosfer yaitu :
1.    Troposfer, lapisan ini memiliki ketebalan rata-rata 11 km (di equator 18 km dan di kutub 8 km). Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu pada setiap kenaikan elevasi atau semakin tinggi tempat semakin turun suhunya. Banyak peristiwa yang terhaji atau perubahan cuaca pada lapisan ini seperti adanya presipitasi, guntur, awan dan sebagainya.
2.    Stratosfer, merupakan lapisan udara di atas troposfer. Diantara kedua lapisan ini teerdapat lapisan anatara yaitu tropopause yang merupakan batas teratas lapisan troposfer dan batas terbawah lapisan stratosfer. Pada lapisan ini karakteristiknya adalah adanya isotermal vertikal (temperature yang sama pada setiap kenaikan elevasi) pada bagian bawah yang kemudian diikuti dengan bertambahnya temperatur pada setiap kenaikan elevasi (inversi suhu). Pada lapisan ini juga terdapat ozon yaitu antara ketinggian 10-50 km yang disebut ozonosfer. Lapisan ozon sangat penting karena menyerap radiasi ultra violet (UV) matahari untuk melindungi radiasi tinggi sampai ke permukaan bumi.
3.    Mesosfer, merupakan lapisan udara di atas stratosfer. Di antara kedua lapisan ini terdapat lapisan antara yaitu stratopause yang merupakan batas teratas lapisan stratosfer dan batas bawah lapisan mesosfer. Mesosfer dimulai dari stratopause sampai ketinggian 80 km. Karakteristik lapisan ini adalah adanya penurunan suhu yang besar pada setiap kenaikan elevasi. Lapisan ini merupakan pelindung bumi dari jatuhnya meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya.
4.    Termosfer, merupakan lapisan udara di atas mesosfer. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan antara yaitu mesopause. Termosfer dimulai dari mesopause sampai ketinggian >190 km.
5.    Ionosfer, lapisan ini terbagi menjadi lapisan D, E, dan F. Ionosfer berperan penting dalam komunikasi radio AM yaitu pada lapisan D karena dapat memantulkan gelombang radio ke bumi.

6.    Exosfer, merupakan lapisan udara diatas lapisan termosfer dengan suhu yang tinggi dan kepadatan partikelnya rendah. Lapisan ini sering disebut dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini berbahaya karena merupakan tempat terjadinya kehancuran meteor luar angkasa.



Gambar 1. Lapisan Atmosfer



KELEMBAPAN UDARA


Kelembapan udara menyatakan kandungan uap air dalam udara yang berasal dari evapotranspirasi atau penguapan. Penguapan di artikan sebagai kehilangan air melalui permukaan tanah/air, atau melalui permukan tanaman sehingga melalui keduanya disebut evapotranspirasi. Kelembapan dibagi menjadi tiga macam yaitu kelembapan mutlak (absolute humadity), kelembapan relatif (relative humadity) dan kelembapan spesifik (specific humadity)



Evaporasi dan Kondensasi

Evaporasi dan kondensasi merupakan dua proses yang wajib diketahui dalam
memahami cuaca. Pada suhu tertentu molekul air  (H2O) terus menerus bergerak dan selanjutnya saling bertumbukan sehingga sebagian molekul memperoleh kecepatan yang tinggi. Molekul yang dekat dengan permukaan air akan dapat menembus permukaan air yang relatif kokoh dan kemudian bebas ke udara menjadi partikel uap air. Atmosfer akan jenuh dengan uap air sehingga dikembalikan ke permukaan bumi dalam bentuk curahan (presipitasi) setelah melewati proses kondensasi.

Kondensasi terjadi karena pendinginan suhu udara dibawah titik embun. Udara yang jenuh kemudian mulai mengubah uap air menjadi air. Apabila suhu dibawah titik beku,uap air akan langsung menjadi es. Proses ini disebut sublimasi.Secara umum kejenuhan terjadi karena penuruna suhu. Dalam proses kondensasi diperlukan dua kondisi yaitu harus terdapat pendinginan di bawah titik embun dan harus ada inti kondensasi.

Awan
Awan merupakan salah satu bentuk hasil kondensasi, karena udara yang naik sampai dibawah titik embun. Awan tersebut mengandung titik-titik air yang melayang-layang tinggi di udara. Besarnya titik-titik air 0,01 mm, dengan kecepatan jatuh 1cm/dengan updraft (kecepatan udara vertikal). Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih sehingga mampu jatuh sebagai hujan.






Udara yang mengalami kenaikan akan mengembang  secara adiabatik terjadi penurunan suhu, sehingga terejadi peningkatan kelembapan relatif. Aerosol menjadi inti kondesasi untuk membentuk titik-titik air. Kumpulan titik-titik air hasil kondensasi uap air inilah yang disebut awan.   



                                                                      Gambar 2. Pembentukan  Awan


Pada garis besarnya awan mempunyai tiga bentuk dasar, yaitu :

1.    Cirroform (awan bulu), merupakan awan tipis seperti serat atau bulu yang terdiri dari kristal-kristal es pada udara yang tinggi.
2.    Stratiform (awan berlapis), adalah awan yang rata, hampir tidak mempunyai bentuk tertentu. Biasanya berwarna kelabu dan menutup langit meliputi daerah yang luas.
3.    Cumuliform (awan bergumpal), adalah awan tebal dengan gerakan vertikal pada bagian atas terbentuk setengah bulatan (dome) atau seperti kubis dan pada bagian bawahnya rata. Bila gerakan vertikal sangat kuat awan dapat tumbuh sangat tinggi menjadi awan Cumulunimbus yang puncaknya seperti gunung menara dan merupakan suatu tanda akan turun hujan badai yang sangat lebat disertai halilintar.



Kombinasi dari ketiga bentuk awan tersebut berdasarkan ketinggiannya dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
a.    Awan tinggi (6000 m) meliputi : Cirrus (C), Cirrocumulus (Cc), dan Cirrostratus (Cs)
b.      Awan sedang (>2000-6000 m), meliputi: Altocumulus (Ac) dan Altostratus (As)
c.      Awan rendah (< 2000 m), meliputi : Stratocumulus (Sc), Stratus (St), dan Nimbustratus (Ns)
d.     Awan dengan gerakan vertikal yang kuat. Dasranya pada ketinggian 500 m dan puncaknya mencapai 15.000 m. Awan ini meliputi : Cumulus (Cu) dan Cumulunimbus (Cb)

        

                                                          Gambar 3. Jenis awan berdasarkan ketinggian

Jenis-jenis Awan
1.    Awan Cirrus adalah awan putih terpisah-pisah seperti benang halus atau pecah-pecah atau jalur-jalur sempit atau matapancing atau bulu ayam atau serabut yang berwarna putih keperak-perakan. Berbentuk tipis dan mengandung partikel es. Partikel es menyebabkan efek optik bila terkena sinar matahari


                                                               Gambar 4. Awan Cirrus


2. Awan Cirrocumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisah seperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yang berwarna putih bersih. 


                                                                         Gambar 5. Awan Cirrocumulus

3. Awan Cirrostratus adalah awan yang transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi       sebagian atau seluruhnya dari langit dengan warna keputih-putihan. Awan ini umumnya menimbulkan fenomena lingkaran putih disekeliling bulan atau matahari



Gambar 6. Awan Cirrostratus

4. Awan Altocumulus adalah awan yang seperti bulu domba atau sisik ikan tetapi agak melebar dengan warna putih, atau abu-abu atau campuran dari dua-duanya. Bentuk awan ini tidak stabil, terkadang berbentuk tebal gelap atau tipis cerah


Gambar 7. Altocumulus


5.  Awan Altostratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abu atau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan merata dan semakin tinggi maka semakin tipis.


Gambar 8 Altostratus

6. Awan Nimbostratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna abu-abu dan gelap. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan lebat, matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.



Gambar 9 Nimbostratus


7. Awan Stratus adalah awan yang berlapis-lapis tipis dengan warna abu-abu dengan dasar hampir serba sama, dapat menimbulkan hujan es.




                                                                       Gambar 10 Stratus

8.  Awan Stratocumulus adalah awan yang berlapis-lapis tebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau campuran dari kedua-duanya.


Gambar 11 Stratocumulus


9. Awan Cumulus umumnya terlihat sebagai tumpukan kapuk di angkasa. Jumlahnya tidak tetap, kadang tebal, tapi lebih sering kecil dan tipis.


                                                                                Gambar 12 Cumulus 

10. Awan Cumulonimbus adalah awan yang besar, padat dan meluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yang besar atau seperti cengger ayam dengan warna gelap. Cumulonimbus tergolong awan rendah dan sangat berbahaya karena mengandung arus listrik.


Gambar 13 Awan Cumulonimbus


Virga

Virga adalah fenomena yang terjadi saat kristal es di awal jatuh dan menguap sebelum menyentuh tanah akibat tekanan udara yang meningkat di permukaan tanah. Hal ini sangat umum terjadi di padang pasir dan di daerah beriklim sedang. Virga muncul seperti ekor atau jejak dari awan yang menggapai permukaan tanah, kadangkala membentuk awan seperti ubur-ubur. 


Gambar 14. Virga

Embun

Embun adalah udara lembap yang dikondensasikan persis di atas permukaan objek. Pada malam hari keadaan langit bersih, cerah tanpa angin, bumi menjadi dingin lebih cepat melakukan radiasinya dan menjadi lebih dingin daripada permukaan udara di atasnya. Udara yang bersinggungan dengan permukaan bumi akan menjadi dingin karena konduksi dan menjadi semakin dingin sampai titik embun. Hal ini hanya terjadi pada lapisan yang sangat tipis dimana udara bersinggungan dengan permukaan bumi, karena udara bukanlah konduktor yang baiki sehingga hanya lapisan tipis udara saja yang mengalami pendinginan. 


                                                                                  Gambar 15. Embun


Frost

Frost bukanlah embun yang membeku. Pembentukan embun dan frost pada hakekatnya adalah sama dengan satu per kecualian yaitu embun terbentuk apabila kondensasi terjadi pada objek yang dingin di atas titik beku, tetapi frost terbentuk dibawah titik beku. Pada kondensasi seperti itu udara lembap langsung menjadi es tanpa menjadi cair terlebih dahulu.


Gambar  16. Frost pada bunga


Kabut

Kabut terjadi jika proses kondensasi tidak menempel pada objek tetapi melayang-layang didekat permukaan bumi. Menurut Organisasi Meteorologi Internasional kabut dibedakan menjadi Fog dan Mist. Fog apabila jarak pandang < 1 km sedangkan Mist apabila jarak pandang 1-2 km.


Gambar 17. Kabut

 Menurut proses terjadinya, kabut dibedakan menjadi :
1. Kabut Adveksi (Advection Fog), yaitu kabut yang terjadi karena udara panas dan lembap bergerak diatas permukaan yang dingin, sehingga udara panas dan lembap terkondensasi dan membentuk kabut.


Gambar 18. Kabut Adveksi

2.  Kabut radiasi (Radiation Fog), yaitu kabut yang terjadi akibat radiasi bumi yang hebat pada malam hari sehingga suhu permukaan bumi menjadi rendah dan udara dekat permukaan bumi yang mengandung uap air tersebut terperangkap suhu rendah dan terkondensasi membentuk kabut.

3. Steam Fog, yaitu kabut yang terjadi karena udara dingin bergeerak di atas permukaan air yang panas dan lembab, sehingga udara yang bergerak di atas permukaan air tersebut teerkondensasi dan memebentuk kabut. 


Gambar 19. Kabut uap

4.  Up Slop Fog, kabut yang terjadi karena udara naik sepanjang lereng gunung, akibatnya sebagai efek udara naik maka suhu menjadi dingin kemudian udara terkondensasi dan membentuk kabut.

5.   Kabut Frontal (Frontal Fog), yaitu kabut yang terjadi karena pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin, sehingga sebagian massa udara panas tersebut terkondensasi dan membentuk kabut.










Media Audio

Media Audio adalah media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Salah satu contoh bentuk media audio seperti yang terdapat pada link dibawah ini.

https://drive.google.com/open?id=1WKVE13vYGfoSRDbSEPzJWd2KB5VnyI7v
https://drive.google.com/open?id=15EeJ7HqnacDi3lYO3pbEiDGRAa0utre_
https://drive.google.com/open?id=153Z_1kmgl-NwZiQBDBvSs67jOKqBWL_y

Wednesday, November 28, 2018

Media Pembelajaran Visual

Media Visual

Media Visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dinikmati melalui panca-indera mata. Media visual seperti gambar memegang peranan penting dalam proses belajar.

Salah satu contoh media visual seperti dibawah ini





Poster Tersebut berisi ajakan untuk menghentikan aksi perburuan liar harimau di Indonesia.  Seperti yang kita ketahui harimau termasuk salah satu hewan yang masuk kategori hampir punah di Indonesia. hal ini dikarenakan maraknya perburuan liar harimau di Indonesia. Harimau ini diburu untuk diambil kulitnya dan beberapa bagian tubuhnya untuk dijadikan aksesoris, dan beberapa organ tubuhnya dimanfaatkan sebagai obat. 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sumber Daya Alam


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan                  : SMA Negeri 1 Batu
Mata Pelajaran                        : Geografi
Kelas / Semester                      : XI / Ganjil
Materi Pokok                          : Sebaran dan pengelolaan sumber daya kehutanan, 
                                                  pertambangan, kelautan dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip
                                                  pembangunan berkelanjutan.
Alokasi Waktu                        : 3 X 2 JP (1 JP 45 menit)

A.    Kompetensi Inti
KI.3 Pengetahuan
Memahami, menerapkan, serta menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Keterampilan
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.     Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis sebaran dan pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan,
             kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
3.4 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan    pariwisata di Indonesia
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Indikator KD pada KI pengetahuan
Kompetensi Dasar (Pada KI.3)
Indikator Pencampaian Kompetensi
3.3  Menganalisis sebaran dan
       pengelolaan sumber daya
       kehutanan, pertambangan,
       kelautan, dan pariwisata sesuai
       prinsip-prinsip pembangunan
       berkelanjutan
3.3.1  Menjelaskan Klasifikasi Sumber Daya Alam
3.3.2  Menjelaskan potensi dan sebaran  Sumber Daya kehutanan, pertambangan, kelautan dan pariwisata
3.3.3  Menganalisis pengelolaan sumber daya
          kehutanan, pertambangan, kelautan dan
          pariwisata dengan prinsip-prinsip
          pembangunan berkelanjutan




2.      Indikator KD pada KI keterampilan
Kompetensi Dasar (Pada KI.4)
Indikator
4.3  Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan, pertambanagan, kelautan dan pariwisata
4.3.1 Menyajikan peta  persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan dan pariwisata di Indonesia.

D.    Tujuan Pembelajaran
Setelah mengetahui KI dan KD di atas peserta didik diharapakan mampu:
3.3.1        Mejelaskan Klasifikasi Sumber Daya Alam
3.3.2        Menjelaskan potensi dan sebaran  Sumber Daya Kehutanan, pertambangan, kelautan dan pariwisata
3.3.3        Menganalisis pengelolaan sumber kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
4.3.1    Menyajikan persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan  pariwisata
E.     Materi Pembelajaran (Fakta, Konsep, Prinsip dan prosedur)
a.      Fakta
1.      Klasifikasi Sumber daya alam
2.      Sumber daya kehutanan yang ada di Indonesia
3.      Sumber daya pertambangan yang ada di Indonesia
4.      Sumber daya kelautan yang ada di Indonesia
5.      Sumber daya Pariwisata yang ada di Indonesia
6.      Persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan dan  pariwisata
b.      Konsep
1.      Konsep pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
c.       Prinsip
1.      Persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata
2.      Pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata
d.      Prosedural
Menggambar peta persebaran sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan dan pariwisata di Indonesia.
F.     Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran
1.    Metode                        : Ceramah, diskusi, penugasan, presentasi
2.    Pendekatan                 : Pendekatan saintifik
3.    Model                          : Snowball Throwing, Problem Based Learning, Project Based Learning.
G.    Alat, Media dan Sumber Belajar
1.      Media, Alat Pembelajaran
a.       Whiteboard
b.      LCD dan Laptop
c.       Microsoft office power point
d.      Video pembelajaran sumber daya alam
e.       Gambar sebaran produksi kayu bulat di Indonesia
2.      Sumber Pembelajaran
a.       Buku Geografi Kelas XI (Sindhu,Yasinto P. 2017. Geografi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga)
b.      Internet
c.       Peta persebaran barang tambang di Indonesia



H.    Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
No.
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
1.    Orientasi
1.1    Guru memberi salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
1.2    Guru memeriksa presensi siswa
2.    Motivasi
Guru memotivasi siswa pentingnya mempelajari sumber daya alam khususnya yang ada di Indonesia
3.    Apesepsi
3.1    Siswa disampaikan langkah-langkah pembelajaran


15 menit
2.
Kegiatan Inti
1.      Siswa diminta mengamati slide yang ditayangkan
2.      Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung.
3.      Masing-masing kelompok diminta membuat pertanyaan pada selembar kertas.
4.      Kertas yang berisi pertanyaan diremas hingga bentuknya seperti bola.
5.      Masing-masing kelompok melemparkan kertas yang berbentuk bola ke kelompok lain.
6.      Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diterima.
7.      Setiap kelompok mempresentasikan jawabannya

65 menit
3.
Penutup
1.      Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini.
2.      Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.


10 menit


Pertemuan II
No.
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
1.      Orientasi
1.1  Guru memberi salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
1.2  Guru memeriksa presensi siswa
2.      Motivasi
Guru memotivasi siswa pentingnya mempelajari sebaran barang tambang di Indonesia
3.      Apesepsi
3.1  Siswa disampaikan langkah-langkah pembelajaran


10 menit
2.
Kegiatan Inti
1.      Siswa diminta mendengarkan penjelasana guru
2.      Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
3.      Siswa diberi pertanyaan dan diminta untuk menyajikan peta sebaran barang tambang  di Indonesia
4.      Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.

70 menit
3.
Penutup
1.      Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini.
2.      Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

Pertemuan III
No.
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
1.      Orientasi
1.1  Guru memberi salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
1.2  Guru memeriksa presensi siswa
2.      Motivasi
Guru memotivasi siswa pentingnya mempelajari potensi dan pemanfaatan laut di Indonesia.
3.      Apesepsi
3.1  Siswa disampaikan langkah-langkah pembelajaran


15 menit
2.
Kegiatan Inti
1.      Siswa diminta mengamati video yang ditayangkan
2.      Siswa diminta mengamati materi yang dijelaskan
3.      Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
4.      Siswa diberi pertanyaan dan mendiskusikan jawaban bersama kelompok
5.      Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya

65 menit
3.
1.      Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini.
2.      Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

10 menit