Wednesday, November 28, 2018

Persebaran Flora & Fauna di Dunia dan di Indonesia


Persebaran Flora dan Fauna di Dunia dan di Indonesia

A.Persebaran Flora di Dunia
Pola persebaran flora di dunia dapat dipahami melalui bioma. Bioma biasanya diklasifikasikan berdasarkan vegetasi yang dominan dalam suatu wilayah regional yang luas. Ilmu yang mempelajari tentang persebaran flora dan fauna disebut biogeografi dan ilmuwannya disebut biogeografer. Para biogeografer mencari pola berdasarkan kondisi geografi untuk menemukan penjelasam terhadap persebaran flora dan fauna di bumi. Pola tersebut bermula dari wilayah asal suatu makhluk hidup hingga bagaimana dan kapan mereka bermigrasi dan menyebar.
Pelopor yang mempelajari bagaimana makhluk hidup tersebar di suatu bentang alam adalah seorang ilmuwan Amerika, Clinton Hart Merriam. Beliau dalam tulisannya “Laws of Temperature Control of the Gepgraphic Distribution of Terrestrial Animals and Plants” mengatakan bahwa hewan dan tumbuhan didistribusikan dalam sabuk sirkumpolar yang batas-batasnya mengikuti garis suhu yang sama dan bukan garis lintang sejajar. Merriam mengenal tujuh zona kehidupan dari yang tertinggi hingga terendah yang dibagi berdasarkan  posisi lintang. Ketujuh zona kehidupan itu adalah  Alpine, Timberline, Hudsonian, Canadian, Upper Sonoran, dan Lower Sonoran.



Saat ini para biogeografer  mengenali sejumlah parameter,  seperti kondisi iklim (suhu dan curah hujan), tanah, dan kondisi geologi, yang membuat komunitas bervariasi dan dapat dikategorikan dalam beberapa zona vegetatif. Persebaran vegetasi menurut suhu udara direpresentasikan oleh ketinggian tempat dan garis posisi garis lintang. Meskipun tidak adaklasifikasi tunggal zona vegetatif yang disetujui oleh semua biogeografer dan ahli ekologi, ada variasi zona yang diakui oleh kebanyakan ahli. Beberapa zona itu adalah sebagai berikut.

1.     Tundra Alpin dan Arktika



Zona vegetatif ini ditemukan  di ketinggian dan garis lintang tertinggi. Komunitas ini terdiri dari lumut, rumput, semak-semak rendah, dan tanpa pepohonan. Tundra arktika merupakan tundra di wilayah Kutub Utara. Tundra kutub juga ditemukan di belahan bumi slatan, namu jauh lebih sedikit.perbedaan uatama di daerah kutub belahan bumi selatan adalah adanya kontinental Antartika. Sementara itu, tundra alpin ditemukan di gunung yang cukup tinggi sehingga pertumbuhan hutan terbatas karena kondisi terlalu dingin atau kekuatan angin yang terlalu tinggi. Di Indonesia daerah tundra alpin dapat ditemukan di sekitar puncak Pegunungan  Jayawijaya di Papua. Tundra alpin dan tundra arktika sering dianggap zona yang berbeda karena tanaman tundra arktika mendukung berbagai spesies hewan yang bermigrasi dan secara ekologis lebih kompleks.
Tundra memiliki musim dingin tanpa matahari yang bisa berlangsung selama sembilan bulan. Matahari hanya bersinar singkat sehingga tumbuhan yang mampu hidup hanya tumbuhan yang memiliki memiliki masa perkembangan yang singkat, seperti tumbuhan berbiji pendek. Bioma tundra tidak lagi dapat ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tinggi. Di daerah tundra juga dapat ditemukan lumut, terutama sphagnum (lumut daun) dan lichenes (lumut kerak).


Gambar Tundra Alpin dan Arktika

Tumbuhan di daerah tundra mampu beradaptasi dengan keadaan dingin. Itulah sebabnya tumbuhan itu tetap hidup meskipun dalam keadaan beku. Hewan yag hidup di tundra mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Contohnya beruang kutub, kelinci kutub, singa laut, anjing laut, dan penguin.


 

 2. Taiga atau Hutan Boreal



Taiga atau hutan boreal terdiri dari beberapa jenis pohon konifera (berdaun jarum) dan pinus seperti pohon spruce (Genus picea) yang mirip dengan cemara, alder (Alnus), birch (Betula), cemara juniper (Juniperus). Daerah taiga dicirikan dengan musim dingin yang sangat panjang dan musim panas yang singkat. Pada saat musim dingin air berubah menjadi es dan tumbuhan yang dapat bertahan hidup hanya sedikit. Bioma taiga umumnya masih memiliki hutan pinus berdaun seperti jarum.




Gambar Hutan Taiga

Hutan boreal terbentang luas dibelahan bumi utara seperti di Siberia Utara, Rusia, Kanada tengah, dan Jepang bagian utara. Hutan boreal juga membentang di sepanjang pegunungan  seperti Sierra Nevada di garis lintang bawah. Hutan taiga di Indonesia dapat ditemui berupa hutan pinus seperti yang ada di daerah Kabupaten Malang yaitu Hutan Pinus Semeru (HPS), di daerah Imogiri Yogyakarta dan di Kintamani Bali. Hutan boreal juga biasa diselimuti  salju tebal yang tetap ada sampai musim panas. Hewan yang terdapat di daerah taiga antara lain rusa, beruang hutan, dan ajak.

3. Hutan Gugur Beriklim Sedang
 
Hutan jenis ini ditemukan di wilayah pesisir yang memiiki iklim sejuk dan curah hujan sedang. Iklim daerah ini dicirikan memiliki musim kering yang panjang antara 4-6 bulan, kemudian diikuti oleh musim hujan lebat dengan curah hujan tahunan 1000-4000 m. Kawasan hutan gugur beriklim sedang terutama ditemukan di Eropa Barat, Tiongkok timur laut, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat bagian timur laut, Cile selatan, dan Selandia Baru. Pepohonannya umumnya memiliki batang tebal dan daun lebar. Jarak antar poho tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya hanya sekitar 10-20 spesies.


Gambar hutan gugur

Pohon-pohonnya menggugurkan daun di musim gugur dan tetap tidak berdaun sepanjang musim dingin. Selama musim semi, daun baru bertunas. Pohon yang ada mengalami pertumbuhan yang cepat selama musim panas. Hewan di daerah ini anatar lain beruang, rusa, rakun, tupai, rubah, dan burung pelatuk. Di Indonesia dapat ditemui hutan gugur seperti di sebagia Sulawesi, dan beberapa di Maluku Utara, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur.

4. Hutan Hujan Iklim Sedang 

Hutan selalu hijau subtropis (subtropical evergreen forest) atau hutan hujan iklim sedang (temperature rainforest) ditemukan di daerah iklim subtropis lembap dengan musim dingin ringan dan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Jumlah spesies di hutan ini lebih sedikit dibandingkan hutan hujan tropis. Tinggi pohonnya lebih rendah, daunnya relatif lebih kecil dan kasar, dan bentuk kanopinya kurang padat.
Hutan selalu hijau subtropis dapat ditemukan di bagian tenggara Amerika Serikat, Tiongkok selatan dan Jepang selatan. Laurel, Magnolia, dan ek adalah spesies penting hutan ini. Sebagian besar kawasan hutan ini sudah dijadikn sebagi lahan pertanian.

5. Padang Rumput Beriklim Sedang 
 
Padang rumput ini hanya ditumbuhi rerumputan karena memiliki  musim hujan yang singkat. Padang rumput ini di Rusia disebut dengan veldt, sedangkan di Amerika Utara sebutannya adalah prairie. Zona vegetatif yang mencakup padang rumput tiggi dan padang rumput pendek adalah di Amerika Utara, stepa Asia Tengah, dan Pampas Argentina.
Padang rumput beriklim sedang terdiri dari rumput dan tanaman bukan kayu. Hewan di daerah padang rumput antara lain zebra Afrika, Kanguru Australia, dan bison Amerika.

6. Gurun dan Semigurun
 
Gurun dan semigurun adalah hamparan padang pasir yang ditandai dengan rata-rata jumlah curah hujan tahunan yang jauh lebih kecil daripada tingkat penguapan massa air ke atmosfer. Gurun dapat ditemukan di dalam 10˚- 30˚ Lintang Utara dan Lintang Selatan.
Contoh gurun antara lain Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, dan Gurun Kalahari di Australia.

Gambar Gurun Sahara

Perbedaan suhu di gurun pada siang hari dan malam sangat ekstrem. Siang hari suhu bisa mencapai 40˚- 45˚C, sedangkan pada malam hari mencapai -40˚C. Tumbuhan yang dapat hidup di gurun yaitu tumbuhan yang berdaun kecil seperti duri ataupun tidak berdaun. Akar dari tumbuhan ini sangat panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang lebih dalam. Contohnya yaitu kaktus, semak-semak, dan perdu. Hewan yang ada di gurun yaitu unta, ular, hewan pengerat, dan kadal.

7. Hutan Gugur Tropis
 


Hutan jenis ini juga dikenal sebagai hutan tropis kering. Hutan ini ditemukan di 15˚- 20˚C Lintang Utara atau Lintang Selatan atau di pinggiran bioma hutan hujan tropis. Hutan gugur tropis ada di daerah dengan curah hujan sedang. Curah hujan musim kering di hutan ini kurang dari 3 cm. Kawasan hutan gugur tropis terluas adalah hutan monsun di Asia Selatan dan Tenggara, India, negara-negara Himalaya, dang Bangladesh yang membentang sampai ke Burma, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Hutan jenis ini memiliki pohon kanopi yang tingginya bisa mencapai 20-25 meter. Lebih dari dua pertiga pohon di hutan gugur tropis menggugurkan daunnya. Sementara itu, sebagian besar pohon di lapisan bawah merupakan pohon yang daunnya selalu hijau. Tinggi pohonnya bisa mencapai 3-10 meter. Pohon-pohon itu antara lain bambu dan palem serta kacang-kacangan. Di hutan ini hanya ada sedikit liana, epifit, dan spesies herba (termasuk rumput). Hewan-hewan yang ada di hutan ini antara lain singa, harimau, babi, rusa, dan gajah.


       8. Padang Rumput Tropis


Padang rumput ini disebut juga sabana. Sabana memiliki jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapa rendah. Intensitas hujan yang konsisten sepanjang tahun menyebabkan sabana memiliki rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Padang rumput tropis menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan padang rumput iklim sedang. Sabana tropis adalah salah satu bioma yang terbesar di dunia. Sabana tropis memiliki dua musim yaitu musim panas yang basah dan musim dingin yang kering. Perbedaan iklim, frekuensi kebakaran hutan, dan hewan buas yang relatif banyak menjadi ciri khas zona ini. Hewan yang hidup di daerah ini antara lain rusa, kijang, kerbau, antelop, jerapah, gajah, singa, cheetah, dan macan tutul.


Gambar Sabana
Sabana banyak ditemukan di Afrika, Australia, Amerika Selatan, sebagian India, dan sebagian kecil wilayah Indonesia, seperti di Nusa Tenggara, Ppaua bagian tenggara dan Jawa Timur.



9. Hutan Hujan Tropis
  
Hutan Hujan Tropis terdapat di daerah dengan suhu relatif stabil sepanjang tahun dan curah hujan melimpah. Hutan hujan tropis memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Suhu rata-rata sepanjang hari adalah 25˚C. Spesies hutan hujan tropis cukup kaya dan biomassanya sangat produktif. Hutan hujan tropis anatara lain terdaat di Indonesia, Australia bagian utara, Papua bagian timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah. Spesies tumbuhan di hutan hujan tropis sangat banyak dengan poho utama yang memiliki ketinggian 20-40 meter, berdaun lebat dan membentuk kanopi yang luas sehingga hutannya menjadi gelap. Tumbuhan khas hutan ini yaitu jenis liana, seperti rotan dan jenis epifit seperti anggrek. Hewan-hean di hutan hujan tropis antara lain babi hutan, kera, burung, kucing hutan, dan bajing.


Gambar hutan hujan tropis



B. Persebaran Fauna di Dunia.

Persebaran fauna di dunia dibedakan menjadi enam zona yaitu zona nearktik, neotropik, austalis, oriental, paleartik, dan etiopian.


1.  Zona Nearktik

Zona nearktik membentang dari Arktika di utara Kanada ke dataran tinggi Meksiko tengah, termasuk Greenland. Zona ini dipisahkan dari paleartik oleh Selat Bering dan dari neotropik oleh zona transiis Meksiko-Amerika Tengah. Zona nearktik utara terdiri dari tundra, dan taiga, dengan hutan gugur beriklimsedang di tenggara, padang rumput di wilayah selatan-tengah, dan gurun di barat daya. Di zona terdapat relatif sedikit keluarga mamalia. Hanya ada dua keluarga hewan endemik yakni berang-berang gunung (Aplodontidae) dan kijang tanduk bercabang (Antilocapricae). Selain kedua hewan ini ada juga kuda, unta, mamut, mastodon, kungkang, kucing bertaring, beruang raksasa bermuka pendek, antelop bertanduk cabang tiga dan cheetah.
Zona nearktik dibagi menjadi empat bioregion yaitu dataran Kanada, bagian timur Amerika Utara, bagian barat Amerika Utara, dan Meksiko bagian utara. Sekitar 70 tahun yang lalu, zona nearktik terisolasi karena sudah terpisah  dari Benua Laurasia namun belum berhubungan dengan zona paleartik di selatan.




Gambar hewan zona Nearktik

2. Zona Neotropik 

Zona neotropik terbentang dari Meksiko tengah hingga Amerik Selatan. Di batas utara, wilayah ini terisolasi oleh lautan. Zona neotropik dibatasi oleh kesamaan flora dan fauna. Walaupun berada cukup dekat, flora dan fauna zona neotropik tidak sama dengan zona nearktik karena sejarah tektonik yang berbeda. Tanah Genting Panama yang menyambungkan  Amerika Utara dan Amerika Selatan baru terbentuk sekitar 3 miliar tahun yang lalu.
Zona neotropik memiliki banyak keluarga mamalia dan banyak di antaranya endemik. Sebagian besar keanekaragamn spesies terkonsentrasi di Hutan Hujan Amazon, sabana, atau hutan semak tropis. Di sebelah selatan, zona neotropik didominasi oleh padang rumput dan padang pasir, dan di sepanjang pinggiran barat oleh pegunungan yang terhubung dengan Pegunungan Andes. Zona neotropik memiliki 27 keluarga hewan endemik yaitu jenis kera, tikus, kelelawar, dan armadilo.


Gambar hewan zona Neotropik


3. Zona Australis

Zona Autralis meliputi Australia dan Papua Nugini serta beberapa kepulauan di Indonesia Timur seperti Kepulauan Maluku, Lombok, dan Nusa Tenggara, serta beberapa kepulauan di daerah Pasifik. Di barat laut zona ini dibatasi oleh garis Wallacea yang lainnya dibatasi oleh lautan.  Sebagian besar Australia adalah gurun pasir, namun wilayah pesisir menunjukan beragam bioma, seperti hutan tropis di utara, hutan gugur beriklim sedang di tenggara, semak-semak belukar di selatan, dan hutan hujan ikim sedang di Tasmania timur. Zona autralis adalah zona biogeografi dengan kesamaan sejarah evolusi dan geologi serta flora dan fauna yang unik. Hal ini disebabkan zona australis terisolasi oleh laut sejak lebih dari 85 juta tahun yang lalu.
Australia adalah wilayah fauna yang paling terpencil. Rute pertukaran mamalia Australia hanya melalui Wallacea. Di zona asutralis ada 19 keluarga endemik. Beberapa diantaranya yaitu landak mini, platipus,  hewan marsupial, serigala  Tasmania, bandikut, posum, kuskus, kanguru, koala dan wombat.


Gambar hewan zona Australis

Zona Oriental

Zona oriental membentang dari Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga bagian selatan Asia Timur. Zona ini terdiri dari Subbenua India, Asia Tenggara, dan bagian dari Kepulauan Nusantara (Malay Archipelago) yang berada di utara dan barat garis Wallacea. Zona ini diisolasi dari zona paleartik oleh gurun pasir dan pegunungan, dan dari zona australis oleh zona transisi Wallacea. Zoa ini dibagi menjadi tiga bioregion yaitu Subbenua India, daerah Indochina serta Paparan Sunda dan Filipina.
Sebagian besar zona oriental adalah hutan tropis. Keanekaragaman mamalia di zona ini cukup tinggi, namun hanya ada lima keluarga hewan endemik. Kelimanya adalah tupai, kelelawar hidung babi, tarsius, kubung (cobego atau flying lemur), dan siamang. Selain hewan endemik ini juga terdapat hewan lain seperti harimau, badak bercula satu, gajah, macan tutul, beruang madu, dan babi hutan. Keragaman hewan di zona ini cukup tinggi namun hewan endemiknya sedikit. Hal ini dikarenakan zona ini merupakan persimpangan tropis antara daerah paleartik, etiopian, dan australis.


Gambar hewan zona Oriental


Zona Paleartik 

Zona paleratik merupakan daerah fauna terbesar. Zona ini mencakup Eropa, Rusia, Asia Tengah, Tiongkok utara, hingga Maroko di Afrika. Zona ini terpisah dari zona etiopian di sebelah selatan oleh padang pasir. Zona ini terpisah dari zona oriental di tenggara oleh Pegunungan Himalaya. Zona ini terpisah dari zona nearktik di sebelah barat oleh selat Bering. Zona paleratik terbagi menjadi daerah Euro-Siberia, Cekungan Mediterania, Gurun Sahara dan Arab, Asia Barat dan Tengah, AsiaTimur, dan beberapa badan air tawar yang besar.
Taiga yang terbentang dari timur ke barat dan berpusat di 60˚LU mendominasi zona paleartik. Di bagian utara ada tundra dan di bagian barat daya ada stepa Mongolia. Di Eropa sendiri, ada hutan gugur dan semka belukar. Ada dua keluarga mamalia endemik di zona ini, yakni tikus mondok buta Spalacidae dan tikus selevin. Keanekaragaman spesies terpusat di daerah yang hangat dan basah di tenggara dan barat daya. Fauna mamalia palearktik mewakili campuran elemen nearktik, etiopian, dan oriental. Contohnya lynx, landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda, serigala,  dan bison. Zona paleartik memiliki kesamaan dengan zona nearktik, terutama di bagian utara dimana terdapat banyak kesamaan hewan, seperti serigala, kelinci, dan karibu. Kesamaan ini diakibatkan adanya daratan yang menghubungkan Siberia dan Alaska yang diduga tenggelam pada 10 rbu tahun yang lalu.

Gambar hewan zona Palearktik

Zona Etiopian 

Zona etiopian mencakup Madagaskar dan sub-Sahara Afrika. Sahara dan Timur Tengah membentuk zona transisi antara daerah etiopian dan paleartik selatan. Sub-Sahara Afrika termasuk pita dari hutan hujan tropis berpusat di khatulistiwa dan membentang sepanjang Teluk Guinea dan utara ke Sungai Senegal. Hutan hujan diapit oleh pdang sabana luas yang meliputi daerah lintang pertengahan, dan sebagian besar barat daya Afrika adalah gurun. Madagaskar memiliki hutan hujan disepanjang pantai timur dan sabana di barat. Keduanya sejajar dengan dataran tinggi yang berada di tengah.
Zona etiopian memiliki variasi vertebrata terbanyak dibandingkan zona lainnya. Keragaman mamalia mungkin disebabkan adanya iklim yang hangat. Ada 15 keluarga hewan endeik di zona ini. Beberapa di antaranya yaitu jerapah, kuda nil, aardvark, tenrec, kelelawar, lemur, tupai ekor bersisik, tikus, dan kelinci.zona etiopian dipisahkan oleh Gurun Sahara, namun begitu banyak hewan mamalia di zona etiopian juga ditemukan di zona oriental dan paleartik.


Gambar hewan zona Etiopian

Persebaran Flora Fauna di Indonesia

Wilayah Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam. Hal ini karena wilayah Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi, suhu yang bervariasi, tanah yang subur, dan relief yang bervariasi. Indonesia yag terletak di daerah topis mempunyai hutan tropis sangat luas dan menduduki urutan terluas ke dua di dunia setelah hutan tropis Amazon. Pada hutan tropis terdapat tumbuhan yang sangat beragam, begitu juga dengan hewan yang hidup di hutan tropis.
Indonesia merupakan negara kepulauan  dengan masing-masing pulau  memiliki kondisi yang khas dn memungkinkan tumbuhan maupun hewan berkembang biak sesuai kondisi fisik daerah. Selain itu Indonesia terletak di  antara dua benua, maka Indonesia berada di antara dua kawasan biogeografi yaitu Oriental dan (Asia) dan Australis (Australia). Dengan demikian terjadi pertemuan jenis. Tumbuhan dan hewan dari dua wilayah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tumbuhan dan hewan di Indonesia sangat beragam.



A.Persebaran Flora di Indonesia


 Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis tersebar di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumata, dan Papua. Ciri-ciri hutan hujan tropis yaitu:
a)  Jenis tumbuhan sangat banyak (heterogen) dan komunitasnya sangat kompleks.
b) Flora tumbuh subur, tinggi, dan banyak cabang dengan daun lebat sehingga membentuk kanopi, berdaun lebar dan selalu menghijau.
c)  Terdapat banyak pohon-pohon besar, tanaman merambat berkayu, dan epifit.
d)  Kaya akan berbagai jenis hean avertebrata dan vertebrata.
e)  Akibat adanya kanopi terbentuk iklim mikro di  dalam hutan dan iklim makro di luar hutan.

Hutan Musim Tropis 

Hutan musim tropis terdapat di daerah yang beriklim tropis dengan periode musim hujan dan kemarau jelas. Pada musim kemarau pohon-pohon menggugurkan daunnya. Hutan ini terdiri atas satu jenis tumbuhan (homogen) seperti poho jati, hutan musim tropis terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara.



Hutan Mangrove 

Hutan mangrove tumbuh di daerah pantai. Hutan ini tersebar di Pantai Utara Pulau Jawa, Pantai Papua, Pantai Sumatra bagian timur, Pantai Kalimantan Barat, dan Pantai Kalimantan Selatan.

 Padang Rumput 

Padang rumput di Indonesia terdapat di daerah yang bermusim kemarau panjang. Curah hujan di daerah ini rendah. Di wilayah ini tumbuhan berupa rumput-rumputan dengan diselingi pepohonan menahun. Padag rumput di Indonesia dapat dijumpai di wilayah Nusa Tenggara.

B.Persebaran Fauna di Indonesia

Persebaran fauna di Indonesia berhubungan dengan sejarah geologis kepulauan Indonesia menurut sejarah, pulau-pulau di Indonesia bagain barat pada jaman es pernah bersatu dengan Benu Asia dan pada bagian timur pernah bersatu dengan Benua Australia. Secara geologis wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1.   Paparan Sunda atau wilayah Indonesi bagian barat, meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di skeitarnya.
2.  Paparan Sahul atau wilayah Indonesia bagian timur, meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
3.  Wilayah peralihan atau wilayah Indonesia bagian tengah, meliputi Pulau sulawesi dan pulau-pulau kecil sekitarnya (Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Seorang ahli zoologi dari Jerman bernama Alfred Wallace membagi  wilayah persebaran fauna di Indonesia dengan satu garis. Garis tersebut merupakan garis pembagi yang menunjukkan adanya kaitan jenis hewan dengan suatu wilayah. Garis it disebut garis Wallace. Garis Wallace melewati laut yang sangat dalam sekali, yaitu antara Pulau Bali dan Pulau Lombok dan antara Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan. Garis Wallace ditarik mulai dari Samudra Hindia melalui Selat Lombok, Laut Jawa, dan Selat Makassar menuju Laut Sulawesi.
Ada pula pendapat dari seorang ahli zoologi Belanda Jerman bernam Max Weber yang ikut membagi wilayah persebaran fauan dengan suatu garis yaitu garis Weber. Garis Weber membagi wilayah Indonesia dalam dua bagian, wilayah bagian barat dan timur. Garis Weber ditarik mulai dari Samudera Hindia ke bagian timur dan Pulau Timor (Laut Timor), Laut Banda, membelok ke bagian barat Pulau Buru (Laut Buru), Laut Seram, menuju bagian barat Pulau Halmahera (Laut Maluku) dan terakhir ke arah timur laut (Laut Filipina).

Berdasarakan pembagian persebaran fauna oleh garis Wallace dan Weber maka fauna di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe fauna, yaitu sebagai berikut.


Gambar Peta persebaran fauna di Indonesia

Fauna Tipe Asiatis
 
Fauna tipe Asiatis terdapat di wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna tipe Asiatis berupa hewan mamalia yang memiliki tubuh besar dan  berbagai jenis kera. Hewan yang termasuk tipe Asiatis antara lain yaitu gajah, harimau, badak, banteng, rusa, orang utan, tapir, trenggiling dan macan.





Gambar hewan tipe asiatis

Fauna Tipe Australis

Fauna tipe Australis terdapat di wilayah Indonesia bagian timur yang meliputi Papua, Maluku, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Hewan mamalia yang termausk tipe Australis bertubuh kecil. Burung-burung pada tipe ini memiliki ciri khas berupa paruh bengkok dan bulu yang berwarna-warni seperti burung cendrawasih, kasuari, dan burung kakak tua. Selain itu terdapat hewan berkantung seperti kanguru pohon, tikus berkantung, dan musang berkantung.




Gambar hewan tipe australis

Fauna Tipe Peralihan
 
Fauna tipe peralihan tersebar diantara wilayah Indonesia bagian timur dan barat yaitu wilayah Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna ini mempunyai ciri khas khusus yang hanya terdapat di daerah tersebut, dan tidak terdapat di daerah lain. Fauna di daerah ini merupakan peralihan dari fauna tipe Asiatis dn Australis. Jenis hewan peralihan di wilayah ini antara lain anoa, babi rusa, komodo, kuskus, burung maleo, dan bengkarung.





Gambar hewan tipe peralihan



DAFTAR RUJUKAN

Gunawan Totok, dkk. 2013. Fakta dan Konsep Geografi untuk SMA XI. Bekasi. Ganeca Exact
Sindhu, Yasinto P. 2017. Geografi untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga
Wardiyatmoko. K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta. Erlangga

2 comments:

  1. Terima kasih! Jazaka/killahu khairan katsir. Sungguh bermanfaatπŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

    ReplyDelete
  2. Terimakasih banyak materinya.. Sangat membantu dan bermanfaat 😊 Semoga kakak diberi keberkahan..Aamiin

    ReplyDelete